Selama Penggunaan Penerbangan dalam cuaca ekstrem atau durasi lama membuat baterai overheat. Panas berlebih mempercepat reaksi kimia internal dan merusak sel. Mengisi daya segera setelah penggunaan intensif sangat berbahaya karena kombinasi panas residual dan panas pengisian dapat memicu kondisi kritis dengan cepat.
Jatuh, terpukul, atau tertusuk dapat merobek struktur sel baterai. Robekan memungkinkan elektroda positif dan negatif bersentuhan langsung, menciptakan arus besar dan panas ekstrem ribuan derajat dalam beberapa detik. Penyimpanan di tempat lembap juga memicu korsleting karena air memfasilitasi aliran arus.
Menggunakan baterai hingga benar-benar kosong menyebabkan kerusakan kimia permanen. Tembaga dari anoda melarut dan membentuk dendrit yang memicu korsleting saat pengisian ulang. Baterai terlihat normal tetapi mengandung cacat serius yang berpotensi berakhir tragis.
Semua penyebab di atas dapat memicu thermal runaway—reaksi berantai di mana peningkatan suhu kecil memicu reaksi kimia penghasil panas, yang kemudian memicu reaksi lebih lanjut. Proses ini terdiri atas tiga tahap: pemanasan mandiri (50–140°C), pelarian aktif (140–850°C), dan terminasi (>850°C). Pada tahap aktif, separator baterai meleleh, menyebabkan korsleting meluas. Energi terlepas cepat sebagai panas dan gas mudah terbakar, menghasilkan ledakan dan kebakaran sulit dihentikan.