Penipuan ini umumnya dilakukan melalui platform pembayaran atau mata uang kripto, tambah perusahaan tersebut.
"Selalu ada jebakan dan ini harus menjadi tanda bahaya bagi semua orang: Anda harus membayar di muka untuk mendapatkan imbal hasil atau pendapatan yang dijanjikan."
Pusat penipuan yang menipu orang hingga miliaran dolar diketahui beroperasi dari negara-negara Asia Tenggara seperti Myanmar, Kamboja, dan Thailand.
Pusat-pusat ini juga diketahui merekrut orang yang kemudian dipaksa untuk melakukan penipuan.
Pihak berwenang di wilayah tersebut telah mengimbau masyarakat agar mewaspadai potensi penipuan serta menggunakan langkah-langkah anti-penipuan seperti fitur verifikasi dua langkah WhatsApp untuk membantu melindungi akun dari pembajakan.
Di Singapura, misalnya, pengguna juga telah diperingatkan oleh polisi untuk mewaspadai permintaan tak biasa yang mereka terima di aplikasi perpesanan.
(Rahman Asmardika)