TOKYO - Mitsubishi Motors Jepang akan bergabung dengan aliansi antara Honda Motor dan Nissan Motor. Ketiganya akan menciptakan kerja sama antara produsen mobil dengan penjualan gabungan lebih dari 8 juta kendaraan.
Hal ini sebagaimana dilaporkan surat kabar Nikkei.
Melansir Reuters, Selasa (30/7/2024), Mitsubishi Motors, yang 34% sahamnya dimiliki Nissan, akan bekerja sama dengan Honda dan Nissan untuk menyelesaikan rincian kemitraan strategis mereka. Disebutkan, ketiga perusahaan tersebut bermaksud menstandardisasi perangkat lunak dalam kendaraan yang mengendalikan mobil.
Mitsubishi Motors menolak berkomentar mengenai laporan tersebut. Juru bicara Honda tidak menanggapi permintaan komentar.
Sementara juru bicara Nissan hanya mengatakan laporan tersebut tidak didasarkan pada sesuatu yang telah diumumkan salah satu perusahaan.
Dorongan tersebut muncul karena Nissan, produsen mobil terbesar ketiga di Jepang, terus kehilangan pangsa pasar di dua pasar terbesarnya, Amerika Serikat dan China. Secara bersama-sama menyumbang setengah dari penjualan globalnya pada tahun hingga Maret.
Pada Kamis, perusahaan memangkas prospek tahunannya setelah diskon besar-besaran di AS hampir sepenuhnya menghapuskan laba kuartal pertamanya.
Nissan dan Honda mengatakan pada bulan Maret 2024, mereka sedang mempertimbangkan kemitraan strategis untuk berkolaborasi dalam memproduksi komponen kendaraan listrik dan kecerdasan buatan dalam platform perangkat lunak otomotif.
Mitsubishi Motors sudah menjadi bagian dari aliansi lama dengan Nissan dan Renault dari Prancis. Ketiga pabrikan itu tahun lalu sepakat untuk melakukan restrukturisasi. Ini bertujuan untuk kemitraan yang lebih kecil, tetapi lebih pragmatis dan gesit.
Kolaborasi terpisah antara Nissan, Honda, dan Mitsubishi Motors dapat membantu pembuat mobil Jepang memangkas biaya dan meningkatkan kekuatan untuk melawan persaingan ketat dalam kendaraan listrik, yang didominasi perusahaan-perusahaan seperti BYD dan Tesla.
Di China, pasar mobil terbesar di dunia, merek-merek Jepang sebelumnya kuat. Namun, sekarang mereka harus bersaing dengan produsen domestik yang telah dengan cepat meningkatkan produksi dan memenangkan konsumen dengan kendaraan berharga murah yang dilengkapi perangkat lunak.
(Erha Aprili Ramadhoni)