Hasilnya menunjukkan bahwa tidak semua titik akses nirkabel memiliki enkripsi dan algoritme otentifikasi yang menjadi aspek penting untuk jaringan Wi-Fi agar tetap aman. Risiko terbesarnya adalah para peretas (hacker) dapat mencegat lalu-lintas jaringan dan mendapatkan informasi rahasia dari pengguna yang tidak mawas akan keamanan berinternet hanya dengan berada di dekat titik area akses nirkabel.
Tiga kota dengan persentase tertinggi jaringan Wi-Fi yang tidak aman adalah Saint Petersburg (37%), Kaliningrad (35%), dan Rostov (32%). Sebaliknya, tempat yang paling aman adalah kota yang relatif kecil - termasuk Saransk (hanya 10% dari titik Wi-Fi publik), dan Samara (17% dari titik Wi-Fi publik).
Baca juga: Jutaan Ponsel Bakal Tak Bisa Jalankan WhatsApp, Kenapa?
Hampir dua pertiga dari semua jaringan Wi-Fi publik di lokasi ini menggunakan protokol Wi-Fi Protected Access (WPA / WPA2) untuk enkripsi lalu-lintas data, protokol yang dianggap sebagai salah satu yang paling aman untuk penggunaan Wi-Fi.
Namun, perlu dicatat bahwa jaringan WPA / WPA2 dapat berisiko terhadap serangan brute force dan dictionary, serta serangan kunci instalasi ulang yang berarti mereka tidak sepenuhnya aman.