Dengan menggunakan foto profil dan nama yang sama, hacker bisa membuat akun WhatsApp palsu yang meniru identitas seseorang. Mereka kemudian menghubungi teman atau keluarga korban dan meminta uang dengan alasan mendesak, misalnya sedang mengalami kecelakaan atau butuh dana darurat.
Modus lain yang sering digunakan adalah pesan yang mengklaim korban memenangkan hadiah undian atau mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah. Untuk mencairkan hadiah atau bantuan tersebut, korban diminta mengklik tautan atau memberikan informasi pribadi, yang kemudian digunakan untuk peretasan atau pencurian data.
Hacker sering kali mengirimkan file berformat APK yang diklaim sebagai aplikasi resmi atau update dari WhatsApp. Jika korban menginstalnya, aplikasi tersebut bisa mengakses data di ponsel dan mengirimkan informasi pribadi ke hacker.
Modus peretasan melalui WhatsApp terus berkembang, sehingga pengguna harus selalu waspada dan berhati-hati dalam berkomunikasi di aplikasi ini. Jika menerima pesan yang mencurigakan, sebaiknya lakukan verifikasi langsung kepada pihak yang bersangkutan sebelum mengambil tindakan lebih lanjut.
(Rahman Asmardika)