Robot tersebut dibuat untuk menahan perubahan suhu antara 70C dan -10C, dan dapat membuat keputusan sendiri tentang cara menavigasi permukaan bulan yang tidak rata dan berdebu.
Robot tersebut melakukan 23 pengukuran dengan instrumen yang disebut spektrometer sinar-X partikel alfa. Pada dasarnya, alat ini merangsang atom dan menganalisis energi yang dihasilkan untuk mengidentifikasi mineral di tanah Bulan. Tim ilmuwan juga menemukan bukti adanya tabrakan meteorit besar di wilayah tersebut empat miliar tahun lalu.
Tabrakan tersebut diperkirakan telah menciptakan cekungan Kutub Selatan–Aitken, yang merupakan salah satu kawah terbesar di tata surya, dengan lebar 2.500 km.
Kawah tersebut berjarak sekira 350 km dari lokasi yang dieksplorasi oleh penjelajah Praygam milik India.
Para ilmuwan mendeteksi magnesium, yang mereka yakini berasal dari dalam Bulan, yang terlempar dari tabrakan tersebut dan terlontar ke permukaan.
“Hal ini kemungkinan disebabkan oleh dampak besar asteroid, yang melontarkan material dari cekungan besar ini. Dalam prosesnya, asteroid tersebut juga menggali bagian Bulan yang lebih dalam,” kata Profesor Anil Bhardwaj, direktur Laboratorium Penelitian Fisika India.