JAKARTA - Beberapa waktu lalu beredar isu jika jutaan data Kartu Keluarga (KK) dan kartu Tanda Penduduk (KTP) bocor ke pihak asing. Diduga, Kementerian Komunikasi dan informatika yang telah membocorkan data tersebut.
Informasi ini beredar dari sebuah akun Twitter yang bernama @PartaiHulk. Di dalam cuitannya, akun tersebut menyatakan jika Menkominfo Rudiantara dipaksa intelijen China membocorkan minimal 70 juta KK dan KTP.
Mendengar hal tersebut, Rudiantara melalui akun Twitter pribadinya langsung membantah hal tersebut. Dia menyebutkan jika cuitan tersebut merupakan fitnah yang sangat keji dan tidak berdasar.
Baca Juga : Rudiantara Tegaskan Tidak Ada Kebocoran Data KK
Slmt pagi. Tweet @PartaiHulk ini mengandung fitnah yg sangat keji & tidak berdasar. Yg disampaikan ybs tidak benar dan dapat diduga sbg perbuatan yg dilarang UU ITE. Mari selalu tabayyun, hindari fitnah berjamaah. Jangan sampai fitnah/hoax banyak disebar di medsos. Salam, ra. pic.twitter.com/dBqSILbazI
— Rudiantara (@rudiantara_id) March 13, 2018
Dalam sebuah kesempatan, saat Okezone mengonfirmasi mengenai kejadian tersebut, Rudiantara pun membenarkan kejadian tersebut. Dia merasa perlu meluruskan informasi yang salah tersebut.
"Sudah saya balas kan? Kan gini, pemerintah itu selalu melakukan pendekatan semaksimal mungkin. Soft approach. Kami mengingatkan teman-teman, masyarakat. Tidak main represif saja", ujar Rudiantara kepada awak media seusai acara diskusi publik Menanti UU Perlindungan Data Pribadi di Perpustakaan Nasional, Selasa (13/3/2018).