Ia memuji perusahaan teknologi milik negara VK, yang situs media sosial VKontakte-nya diakses oleh hampir 80 juta orang Rusia setiap hari, karena mengembangkan layanan lokal seperti VK Video, pesaing Rusia untuk YouTube milik Alphabet.
VK telah menghabiskan banyak uang untuk memproduksi konten dan meningkatkan keahlian teknisnya guna meningkatkan jumlah pemirsanya, sehingga mengalami kerugian 94,9 miliar rubel (sekira Rp19,6 triliun) pada 2024.
Jumlah pemirsa YouTube di Rusia telah menurun tajam tahun lalu menjadi kurang dari 10 juta pengguna harian dari lebih dari 40 juta pada pertengahan tahun 2024, karena kecepatan unduh yang lebih lambat telah mempersulit orang untuk mengakses.
Pejabat Rusia menyalahkan perlambatan tersebut pada Google, menuduhnya gagal berinvestasi dalam infrastruktur Rusia dan mengkritiknya karena menolak untuk memulihkan saluran Rusia yang diblokir.
YouTube mengatakan perlambatan tersebut tidak disebabkan oleh tindakan atau masalah teknis apa pun di pihaknya.
Mikhail Klimarev, direktur Internet Protection Society, sebuah kelompok hak digital Rusia, mengatakan di Telegram bahwa ia memperkirakan Rusia akan memperlambat kecepatan WhatsApp dan Telegram untuk memberi ruang bagi layanan pesan negara baru tersebut, yang menurutnya dapat melanggar kebebasan pribadi.
(Rahman Asmardika)