ADANYA Satelit Republik Indonesia 1 (SATRIA-1) diyakini dapat memberikan akses internet di kawasan terdepan, terluar, tertinggal (3T) Indonesia. Memang, SATRIA-1 masih akan melewati proses pengetesan dari Juni ini sejak diluncurkan sampai November mendatang.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengatakan, pihaknya tengah bersiap membangun dukungan infrastruktur berupa Very Small Aperture Terminal (VSAT) di fasilitas-fasilitas publik prioritas di kawasan 3T usai SATRIA-1 berhasil meluncur.
VSAT dalam hal ini berperan sebagai salah satu bagian ground segment yang menjadi stasiun penerima sinyal sehingga nantinya internet dapat dimanfaatkan di titik layanan yang telah ditentukan.
"Tentunya kita harus menyiapkan ground segment-nya. Setelah ada 11 stasiun bumi itu juga perlu ada ground segment di titik pelayanan yang akan dituju (dalam bentuk) VSAT dan WiFi," kata Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kemenkominfo Arief Tri Hardiyanto di Orlando, Florida, seperti dilansir dari Antara.
"Kita coba siapkan ini paralel sembari menunggu satelit menuju orbitnya di 146 Bujur Timur," tambah dia.
Adapun VSAT akan memiliki antena penerima berbentuk piringan dengan diameter kurang dari tiga meter. Alat tersebut bisa menerima dan mengirimkan data ke satelit, satelit berfungsi sebagai penerus sinyal untuk dikirimkan ke titik lainnya di atas bumi.
Maka dari itu diperlukan rapat koordinasi antarkementerian dan lembaga untuk menentukan titik fasilitas publik yang akan diprioritaskan dalam pembangunan ground segment.