SATELIT pertama Indonesia, Satelit Republik Indonesia (SATRIA)-1 akhirnya meluncur tanpa kendala berarti. Satelit ini pun menempati orbit 146°BT yang berada di atas langit Papaua.
Pelaksana tugas Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Mahfud MD menegaskan bahwa peluncuran Satelit Republik Indonesia 1 (SATRIA-1) akan membuka era konektivitas digital melalui pemerataan akses internet di Indonesia.
"Satelit internet pertama milik Indonesia ini untuk pemerataan akses internet, terutama untuk pendidikan, kesehatan, layanan publik, masyarakat, hingga TNI/POLRI," kata Mahfud MD dalam keterangan tertulisnya.
Mahfud mengatakan, SATRIA-1 akan menjangkau seluruh wilayah Tanah Air, khususnya di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Ia juga menegaskan bahwa proyek peluncuran SATRIA-1 tidak terdampak oleh kasus korupsi BTS 4G yang ditangani Kejaksaan Agung (Kejagung). "Tidak ada hubungannya dengan kasus BTS karena ini merupakan proyek tersendiri untuk memberikan pelayanan publik," ujarnya.
Seperti diketahui, SATRIA-1 telah sukses meluncur ke angkasa pada pukul 18.21 waktu setempat dari Cape Canaveral Space Lauch Complex 40 (SLC 40), Florida, Amerika Serikat. Setelah meluncur, satelit tersebut pun mengisi orbit di 146 Bujur Timur (BT) yang berarti atas Langit Papua.
Setelah berada di 146 derajat Bujur Timur (BT), PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) bersama Thales Alenia Space (TAS) akan melakukan In-Orbit Testing untuk memastikan perangkat Satelit SATRIA berfungsi dengan normal pascapeluncuran. Tahap ini diperkirakan memakan waktu tiga minggu.