Hasil penelitian menunjukkan bahwa emisi meningkat dengan urutan besarnya ketika aspal dipanaskan hingga 140 derajat Celsius (284 derajat Fahrenheit) –seperti biasanya terjadi ketika diterapkan ke jalan baru– dibandingkan dengan 60 derajat Celsius (140 derajat Fahrenheit).
Selain itu, aspal ditemukan melepaskan 300 kali lebih banyak senyawa tersebut ketika terkena radiasi matahari. Para peneliti berkonsultasi dengan data emisi dari Southern California Air Basin (SoCAB), dan mendapat kesimpulan bahwa secara total potensi produksi (polusi udara) tahunan sumber trekait aspal di SoCAB lebih besar daripada gabungan kendaraan bermotor on-road berbahan bakar bensin dan solar.
Baca juga: Google dan Apple Rilis Sistem Pelacakan Covid-19, Ini Cara Kerjanya
(Hantoro)