JAKARTA - Polda Metro Jaya berupaya mengurangi dampak polusi udara yang makin mengkhawatirkan di Ibu Kota dengan cara menyemprotkan air di mobil Water Cannon di beberapa titik penting. Seberapa efektifkah cara tersebut?
Total ada empat mobil Water Cannon yang digunakan untuk menyemprotkan air di Jalan Merdeka Barat dan Jalan Jendral Sudirman hingga Patung Pemuda Membangun, Senayan, Jakarta, Rabu (23/8/2023) lalu.
"Sejumlah empat unit kendaraan Water Cannon Polda Metro Jaya dikerahkan untuk melakukan penyemprotan sebagai upaya mengurangi polusi udara di seputaran area Jalan Merdeka Barat Monas, Jalan Jenderal Sudirman sampai dengan Patung Pemuda membangun Senayan," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo, dalam keterangannya, Kamis (24/8/2023).
Meski layak diapresiasi, namun ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan terutama terkait keefektifannya.
Dokter spesialis pulmonologi dan kedokteran respirasi, Elina Burhan mengungkap beberapa fakta menarik. Dalam akun X pribadinya, Elina mengatakan penyemprotan air melalui mobil water cannon kurang efektif.
"Karena partikel polutan yang berada di ketinggian itu tidak semua terjangkau," cuit Elina Burhan, Kamis (24/8/2023) kemarin.
Dia mendasarkan hal itu berdasarkan studi yang dilakukan di Baoding, China yang menyebutkan bahwa menyemprot jalan dengan air justru malah meningkatkan konsentrasi PM2.5. Jadi alih-alih turun, konsentrasi PM2.5 malah meningkat dan menjadi sumber baru aerosol antropogenik dan polusi udara.
Menurut dia, penelitian lain menyebutkan bahwa penyemprotan air ke jalan lebih memiliki dampak langsung pada partikel PM10. Semprotan air justru dapat menghilangkan partikel PM 10 itu dari pemukaan jalan. Masalahnya ada perbedaan besar antara PM2.5 dan PM10.
"Untuk diketahui, PM2.5 terbentuk dari emisi pembkaran bensin, minyak, bahan bakar, dan kayu. Sedangkan PM10 dari tempat pembangunan pembuangan sampah, kebakaran hutan, debu, dan lain-lain," terang Erlina Burhan.