"Jadi kalau lihat gambarannya dengan modal, kalau dari Hendra temuannya satu KK dihargai Rp5 ribu. Kalau dia bisa tembus ke Akulaku satu yang tembus itu peluang bisa dapet 1 juta ya dia tinggal kali berapa aja dia dapet. Sebetulnya peluang ekonominya besar, lalu yang kedua misal OVO Promium dijualnya Rp50 ribu, akan tetapi modal sebenarnya Rp0 karena kan dia ambil comot data-datanya jadi sebenernya ada keuntungan dari kelompok-kelompok ini," kata Damar.
Dia melanjutkan jika sebaiknya pelaku swasta maupun di luar itu perlu bikin mekanisme yang jelas tentang bagaimana model verifikasi.
"Sekarang ini sepertinya tidak cukup hanya NIK dan KK, karena keduanya gampang jebol mungkin harus dikombinasi dengan biometrik atau yang lain, sehingga datanya aman," kata Damar.

Baca juga: Terungkap Bermacam Modus Pelaku Curi Data Pribadi NIK dan KK
(Ahmad Luthfi)