Namun, dalam kebijakan yang dibuat itu, Twitter tidak memberikan penjelasan mengapa daftar hitam memasukkan tujuh situs web tersebut tetapi tidak melarang situs web lain seperti Parler, TikTok atau LinkedIn.
Apabila terdapat pengguna yang melakukan hal tersebut, maka Twitter akan otomatis menangguhkan sementara akun tersebut.
Dari beberapa kebijakan yang dirubah, malah menimbulkan begitu banyak kritikan, termasuk dari pembela pemilik baru Twitter di masa lalu, sehingga ia berjanji untuk tidak membuat perubahan kebijakan besar lagi tanpa survei online terhadap pengguna.
Kendati demikian, Musk berjanji untuk membiarkan pengguna memutuskan peran masa depannya di Twitter melalui survei online yang ia buat. Meskipun ia juga berjanji akan reorganisasi pada bulan November.
Namun, sampai saat ini belum ada informasi terbaru apakah dia akan benar-benar memathui hasil jajak pendapat tersebut dan mundur sebagai CEO Twitter.
(Ahmad Muhajir)