Para ilmuwan telah menganalisis hewan-hewan tertentu yang hidup di dalam CEZ selama bertahun-tahun, termasuk bakteri, hewan pengerat, dan burung. Sebuah studi pada 2016 menemukan bahwa katak pohon timur (Hyla orientalis), yang biasanya berwarna hijau, lebih sering berwarna hitam di dalam CEZ. Para ahli biologi berteori bahwa katak-katak tersebut mengalami mutasi menguntungkan pada melanin—pigmen yang bertanggung jawab atas warna kulit—yang membantu mengurangi dan menetralkan sebagian radiasi di sekitarnya.
Hal ini membuat para ilmuwan bertanya-tanya: mungkinkah hal serupa terjadi pada anjing-anjing liar Chernobyl?
Studi ini mengungkap bahwa anjing-anjing liar yang tinggal di dekat Pembangkit Listrik Chernobyl menunjukkan perbedaan genetik yang jelas dibandingkan dengan anjing-anjing yang tinggal hanya sekitar 16 kilometer jauhnya di Kota Chernobyl. Meskipun hal ini tampak menyiratkan bahwa anjing-anjing tersebut mengalami semacam mutasi atau evolusi cepat akibat paparan radiasi, studi ini hanyalah langkah awal untuk membuktikan hipotesis tersebut.
Namun, seorang ilmuwan lingkungan yang berbicara dengan Science News mengatakan bahwa studi-studi ini bisa jadi rumit, terutama karena sulit membedakan mutasi akibat radiasi dari efek lain, seperti perkawinan sedarah.