Tak hanya penis yang kecil, penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa sperma gorila tidak hanya berjumlah sedikit, tetapi juga memiliki kualitas yang buruk: banyak di antaranya tidak bisa berenang, berbentuk tidak normal, dan kemampuannya untuk menembus sel telur sangat rendah.
Namun, karena pejantan dominan tidak memiliki pesaing seksual di dalam kelompok, kualitas sperma yang rendah tidak terlalu berpengaruh dalam proses evolusi mereka.
Dalam konteks kehidupan manusia, keadaan ini menjadi jauh lebih kompleks. Alat kelamin pria biasanya lebih panjang dan lebar dibandingkan primata lainnya, namun testisnya tetap kecil, yang menunjukkan bahwa sistem perkawinan manusia lebih dipengaruhi oleh dinamika sosial ketimbang persaingan fisik atau biologis.
Mark Maslin, seorang profesor Paleoklimatologi di UCL, juga menuturkan, "Dalam masyarakat manusia yang kompleks, organ seksual yang terbesar dan terpenting adalah otak." Hal ini disebabkan karena kecerdasan, status, dan sumber daya sangat memengaruhi kesempatan reproduksi."
(Rahman Asmardika)