Kantor Anggaran Kongres Amerika Serikat (AS) pada 2023 menemukan bahwa rudal hipersonik memiliki profil terbang yang rendah menempatkannya di bawah cakrawala untuk radar jarak jauh dan membuatnya sulit dilacak. Selain itu kemampuan untuk bermanuver saat meluncur membuat jalur terbang rudal menjadi tidak dapat diprediksi.
“Senjata hipersonik juga dapat bermanuver secara tidak terduga pada kecepatan tinggi untuk melawan pertahanan jarak pendek di dekat target, sehingga lebih sulit untuk dilacak dan dicegat,” demikian temuan Kantor tersebut, sebagaimana dilansir Register.
Washington begitu khawatir Beijing mengembangkan senjata hipersonik sehingga pemerintahan Trump menyebut kemungkinan itu sebagai salah satu alasan untuk melarang 27 organisasi China lainnya berbisnis dengan pemasok AI dan teknologi komputasi canggih AS.
Penerbangan Feitian-2 merupakan demonstrasi lebih lanjut mengenai kemampuan Tiongkok dalam mengembangkan teknologi canggih meskipun adanya larangan AS.
(Rahman Asmardika)