Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

China Sukses Uji Coba Pesawat Hipersonik, Kecepatannya Mencapai Mach 12

Rahman Asmardika , Jurnalis-Selasa, 01 Juli 2025 |15:37 WIB
China Sukses Uji Coba Pesawat Hipersonik, Kecepatannya Mencapai Mach 12
Pesawat hipersonik Feitian 2 yang diuji coba Universitas Politeknik Northwestern China.
A
A
A

JAKARTA China dilaporkan telah sukses menerbangkan wahana hipersonik dan mengklaim uji coba tersebut berhasil meraih beberapa pencapaian pertama di dunia. Uji coba tersebut dilakukan oleh Universitas Politeknik Northwestern China pekan lalu dengan wahana yang dinamakan sebagai "Feitian-2".

Menurut media China, "Feitian-2" berhasil mencapai kecepatan Mach 12 (14.800 km/jam) selama uji terbang tersebut. Ini jauh lebih cepat dari Mach 5 yang dianggap mewakili penerbangan hipersonik.

Sejauh ini belum ada rincian mengenai ukuran dan spesifikasi dari Feitian-2, tetapi Universitas mengklaim bahwa pesawat ini menggabungkan roket dan ramjet menjadi satu unit.

Mesin roket membawa bahan bakar dan oksidator yang menyala untuk menghasilkan semburan gaya dorong. Sementara ramjet hanya membawa bahan bakar bakar karena mesin ini mengandalkan udara yang mengalir ke mesin jet, tempat udara tersebut dikompresi dan bertindak sebagai oksidator.

Tetapi, menggabungkan roket dan ramjet dalam satu kendaraan tidaklah mudah. ​​Beralih dari satu bentuk propulsi ke yang lain bahkan lebih sulit lagi.

Universitas dan media China mengklaim Feitian-2 terbang secara otonom saat berganti dari roket ke ramjet sambil menangani tekanan berat yang menyertai penerbangan berkecepatan tinggi.

Uji coba ini penting karena memperlihatkan kemempuan China dalam teknologi hipersonik yang juga dapat digunakan dalam pembuatan senjata, seperti rudal.

 

Kantor Anggaran Kongres Amerika Serikat (AS) pada 2023 menemukan bahwa rudal hipersonik memiliki profil terbang yang rendah menempatkannya di bawah cakrawala untuk radar jarak jauh dan membuatnya sulit dilacak. Selain itu kemampuan untuk bermanuver saat meluncur membuat jalur terbang rudal menjadi tidak dapat diprediksi.

“Senjata hipersonik juga dapat bermanuver secara tidak terduga pada kecepatan tinggi untuk melawan pertahanan jarak pendek di dekat target, sehingga lebih sulit untuk dilacak dan dicegat,” demikian temuan Kantor tersebut, sebagaimana dilansir Register.

Washington begitu khawatir Beijing mengembangkan senjata hipersonik sehingga pemerintahan Trump menyebut kemungkinan itu sebagai salah satu alasan untuk melarang 27 organisasi China lainnya berbisnis dengan pemasok AI dan teknologi komputasi canggih AS.

Penerbangan Feitian-2 merupakan demonstrasi lebih lanjut mengenai kemampuan Tiongkok dalam mengembangkan teknologi canggih meskipun adanya larangan AS.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita ototekno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement