Sebagaimana telah disampaikan, salah satu daya tarik DeepSeek adalah biayanya yang jauh lebih terjangkau dibandingkan ChatGPT. Untuk berlangganan ChatGPT memerlukan biaya sebesar USD20 (Rp323.000), sementara DeepSeek hanya dikenai biaya sebesar USD0.50 (sekira Rp8.000 yang membuatnya lebih jauh terjangkau.
DeepSeek-R1 juga dilaporkan memiliki biaya operasional yang lebih hemat, dengan biaya dasar sekitar 27,4 kali lebih murah/token dibandingkan dengan model o1 OpenAI.
Bukan hanya soal tarif, model DeepSeek-R1 lebih unggul pula dibanding model o1 milik ChatGPT dalam mengartikan kode baik Python maupun Java dan memecahkan persamaan yang kompleks, menurut laporan Business Today.
Hanya saja, DeepSeek cukup tertutup dan sangat sensitif dengan pertanyaan terkait pemerintahan China, hal ini dikarenakan protokol yang mengharuskannya tunduk kepada China. Berbeda dengan ChatGPT yang akan merespon dengan terbuka dan detail.
Misal jika ditanya terkait Presiden Cina, Xi Jinping, DeepSeek malah memberikan respon penolakan untuk menjawab dan mengalihkan topik.
"Maaf, saya tidak yakin bagaimana cara menjawab pertanyaan seperti ini. Mari kita bahas soal matematika, coding, dan logika sebagai gantinya," respons DeepSeek.
Sedangkan ChatGPT lebih unggul dalam menyampaikan cerita, candaan, dan teks untuk tujuan pemasaran.
ChatGPT juga lebih mengikuti perkembangan peristiwa global dan merespons lebih cepat ketika ditanya tentang berita terkini. Namun, chatbot ini terkadang memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan konteks dan data yang bias.