Meski ada ketakutan ini, kejadian seperti itu tidak pernah terjadi dan tetap sulit untuk dilakukan. Walau gagasan tentang adanya kekuatan yang dapat menghentikan semua mobil yang terhubung secara bersamaan, tampaknya cenderung mustahil dan acak dalam implementasinya.
Kemungkinan menggunakan sistem konektivitas mobil untuk spionase cukup tinggi. Sistem ini, yang memungkinkan panggilan, teks, dan navigasi, dapat dimanfaatkan untuk merekam percakapan dan mengirimkannya ke tempat lain.
Selain itu, mobil yang terhubung ke jaringan listrik untuk pengisian ulang dapat menyediakan akses ke infrastruktur penting. Mirip dengan insiden di mana asisten virtual secara tidak sengaja merekam aktivitas di rumah, data ini dapat disalahgunakan.
Pembatasan Mobil Asing
Negara-negara dunia akan memperdebatkan peraturan untuk mengakses data dari mobil yang terhubung. Tindakan China menyoroti perlunya langkah-langkah keamanan siber yang kuat untuk melindungi dari ancaman semacam itu.
Secara luas diakui, undang-undang China mewajibkan perusahaan untuk membantu layanan intelijen mereka. Awalnya, China melarang mobil Tesla yang terhubung dari area sensitif, tetapi larangan ini dicabut setelah lobi tingkat tinggi dan jaminan dari asosiasi industri otomotif China, Tesla mematuhi peraturan pengumpulan data China.
"Namun, pembatasan lain pada mobil yang terhubung seperti Tesla di area sensitif tampaknya masih berlaku. Peraturan AS yang baru dapat memicu reaksi serupa dari China, yang berpotensi menyebabkan pembatasan pada mobil asing di lokasi sensitif," demikian melansir Financial Post.
Masalah pengumpulan koneksi semacam ini hanya akan meningkat karena semakin banyak perangkat yang terhubung (juga dikenal sebagai Internet of Things) mulai digunakan dan menawarkan peluang baru yang lebih luas untuk spionase dan gangguan.
Respons China
China telah merespons Amerika Serikat (AS) perihal masalah keamanan. China menilai ini tidak adil.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian mengecam AS karena memperluas konsep keamanan nasionalnya dan mengambil tindakan diskriminatif.
"China menentang perluasan konsep keamanan nasional oleh AS dan tindakan diskriminatif yang dilakukan terhadap perusahaan dan produk China," kata Lin dalam pernyataan, melansir BBC.
"Kami mendesak AS untuk menghormati prinsip pasar dan menyediakan lingkungan bisnis yang terbuka, adil, transparan, dan tidak diskriminatif bagi perusahaan China,” katanya.
(Erha Aprili Ramadhoni)