Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kekhawatiran Risiko Spionase di Mobil-Mobil China Meningkat 

Erha Aprili Ramadhoni , Jurnalis-Rabu, 16 Oktober 2024 |13:15 WIB
Kekhawatiran Risiko Spionase di Mobil-Mobil China Meningkat 
Kekhawatiran risiko spionase di mobil-mobil China meningkat. (Financial Post)
A
A
A

Meski ada ketakutan ini, kejadian seperti itu tidak pernah terjadi dan tetap sulit untuk dilakukan. Walau gagasan tentang adanya kekuatan yang dapat menghentikan semua mobil yang terhubung secara bersamaan, tampaknya cenderung mustahil dan acak dalam implementasinya.

Kemungkinan menggunakan sistem konektivitas mobil untuk spionase cukup tinggi. Sistem ini, yang memungkinkan panggilan, teks, dan navigasi, dapat dimanfaatkan untuk merekam percakapan dan mengirimkannya ke tempat lain.

Selain itu, mobil yang terhubung ke jaringan listrik untuk pengisian ulang dapat menyediakan akses ke infrastruktur penting. Mirip dengan insiden di mana asisten virtual secara tidak sengaja merekam aktivitas di rumah, data ini dapat disalahgunakan. 

Pembatasan Mobil Asing

Negara-negara dunia akan memperdebatkan peraturan untuk mengakses data dari mobil yang terhubung. Tindakan China menyoroti perlunya langkah-langkah keamanan siber yang kuat untuk melindungi dari ancaman semacam itu.

Secara luas diakui, undang-undang China mewajibkan perusahaan untuk membantu layanan intelijen mereka. Awalnya, China melarang mobil Tesla yang terhubung dari area sensitif, tetapi larangan ini dicabut setelah lobi tingkat tinggi dan jaminan dari asosiasi industri otomotif China, Tesla mematuhi peraturan pengumpulan data China.

"Namun, pembatasan lain pada mobil yang terhubung seperti Tesla di area sensitif tampaknya masih berlaku. Peraturan AS yang baru dapat memicu reaksi serupa dari China, yang berpotensi menyebabkan pembatasan pada mobil asing di lokasi sensitif," demikian melansir Financial Post.

Masalah pengumpulan koneksi semacam ini hanya akan meningkat karena semakin banyak perangkat yang terhubung (juga dikenal sebagai Internet of Things) mulai digunakan dan menawarkan peluang baru yang lebih luas untuk spionase dan gangguan.

Respons China

China telah merespons Amerika Serikat (AS) perihal masalah keamanan. China menilai ini tidak adil. 

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian mengecam AS karena memperluas konsep keamanan nasionalnya dan mengambil tindakan diskriminatif. 

"China menentang perluasan konsep keamanan nasional oleh AS dan tindakan diskriminatif yang dilakukan terhadap perusahaan dan produk China," kata Lin dalam pernyataan, melansir BBC. 
 
"Kami mendesak AS untuk menghormati prinsip pasar dan menyediakan lingkungan bisnis yang terbuka, adil, transparan, dan tidak diskriminatif bagi perusahaan China,” katanya.
 

(Erha Aprili Ramadhoni)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita ototekno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement