JAKARTA – Para peneliti tengah mengembangkan sinar traktor di kehidupan nyata, dengan tujuan menarik satelit yang sudah tidak berfungsi dari orbit geostasioner untuk mengurangi masalah sampah antariksa.
Bagi film fiksi ilmiah, ketegangan yang ditimbulkan tidak ada yang melebihi pesawat luar angkasa milik seseorang yang terperangkap dalam sinar traktor yang tidak terlihat, yang memungkinkan musuh untuk menariknya secara perlahan-lahan. Namun, apa yang dulunya hanya menjadi bahan pokok fiksi ilmiah bisa segera menjadi kenyataan.
Para ilmuwan sedang mengembangkan sinar traktor dalam kehidupan nyata, yang dijuluki traktor elektrostatik. Akan tetapi, sinar traktor ini nantinya tidak akan menyedot para pengemudi kapal luar angkasa yang lemah. Sebaliknya, traktor ini akan menggunakan daya tarik elektrostatik sehingga bisa mendorong sampah antariksa yang berbahaya untuk keluar dari orbit Bumi dengan aman.
Sinar traktor elektrostatik berpotensi mengurangi masalah tersebut dengan memindahkan satelit yang sudah mati dengan aman jauh dari orbit Bumi, di mana mereka akan melayang tanpa bahaya selama-lamanya.
Meskipun sinar traktor tidak akan sepenuhnya menyelesaikan masalah sampah antariksa, rancangan ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan metode pemindahan sampah antariksa yang diusulkan, yang dapat menjadi alat yang berharga untuk mengatasi masalah ini, demikian dilansir dari situs LiveScience, Selasa (31/10/2023).
Sebuah prototipe dapat menelan biaya jutaan dolar, dan versi operasional skala penuh bahkan lebih mahal lagi. Namun, jika rintangan finansial dapat diatasi, traktor sinar dapat beroperasi dalam satu dekade, ungkap para pembuatnya.
"Ilmu pengetahuannya cukup banyak, tetapi pendanaannya tidak," kata peneliti proyek Kaylee Champion, seorang mahasiswa doktoral di Departemen Ilmu Teknik Kedirgantaraan di University of Colorado Boulder (CU Boulder).
Adapun cara kerjanya adalah traktor elektrostatik tersebut akan gunakan pesawat ruang angkasa servis yang dilengkapi dengan senapan elektron yang akan menembakkan elektron bermuatan negatif ke satelit target yang sudah mati.
Elektron-elektron tersebut akan memberikan muatan negatif pada target dan meninggalkan muatan positif pada pesawat servis. Daya tarik elektrostatik antara keduanya akan membuat keduanya tetap terkunci meskipun dipisahkan oleh ruang kosong setinggi 65 hingga 100 kaki (20 hingga 30 meter)
Daya tarik elektrostatik antara dua pesawat ruang angkasa akan sangat lemah, karena keterbatasan teknologi senjata elektron dan jarak yang harus dipisahkan antara keduanya untuk mencegah tabrakan. Jadi, pesawat harus bergerak sangat lambat, dan butuh waktu lebih dari sebulan untuk memindahkan satu satelit dari GEO.
"Itu jauh berbeda dengan sinar traktor film, yang tidak dapat dihindari dan dengan cepat menarik mangsanya. Inilah perbedaan utama antara fiksi ilmiah dan kenyataan," kata peneliti proyek Julian Hammerl, mahasiswa doktoral di CU Boulder.