Namun, kehadiran PFAS dalam sedotan ini berarti hal tersebut belum tentu benar. Saat ini semakin banyak negara, termasuk Inggris dan Belgia, yang melarang penjualan produk plastik sekali pakai, termasuk sedotan, dan versi nabati telah menjadi alternatif yang populer.
“PFAS dalam jumlah kecil, meski tidak berbahaya, dapat menambah beban kimia yang sudah ada di dalam tubuh,” kata Dr Groffen seperti dikutip dari Metro pada Senin (28/8/2023).
Tim Belgia mengatakan mereka tidak dapat memastikan apakah PFAS ditambahkan ke sedotan oleh produsen untuk tujuan kedap air atau apakah merupakan hasil kontaminasi. Sumber kontaminasi potensial mencakup tanah tempat bahan nabati ditanam dan air yang digunakan dalam proses pembuatan.
Namun, keberadaan bahan kimia di hampir setiap merek sedotan kertas berarti kemungkinan besar, dalam beberapa kasus, digunakan sebagai lapisan anti air. Keberadaan PFAS pada kertas dan sedotan bambu menunjukkan bahwa bahan-bahan tersebut belum tentu dapat terurai secara hayati.
"Kami tidak mendeteksi adanya PFAS pada sedotan baja tahan karat, jadi saya menyarankan konsumen untuk menggunakan sedotan jenis ini atau hindari penggunaan sedotan sama sekali," ungkapnya.
(Saliki Dwi Saputra )