JAKARTA - Layaknya mahkluk hidup pada umumnya, Astronot dapat meninggal jika memang sudah waktunya. Tidak terkecuali saat mereka berada di luar angkasa.
Pertanyaannya, Bagaimana proses menguburkan astronot yang meninggal saat tengah bekerja di luar angkasa? Apakah prosesnya sama dengan menguburkan jenazah di Bumi?
Dalam catatan Badan Antariksa dan Penerbangan Amerika Serikat atau National Aeronautics and Space Administration (NASA), selama 60 tahun belakangan ini, hanya ada 20 astronot yang meninggal di luar angkasa.
Angka itu tergolong rendah mengingat jumlah astronot yang dikirim ke luar angkasa sudah mencapai 622 orang. Hanya saja belakangan ini misi dan perjalanan ke luar angkasa semakin sering dilakukan.
BACA JUGA:
Semakin banyak orang yang datang maka besar kemungkinan orang tersebut meninggal di luar angkasa. Lalu bagaimana proses penguburan orang-orang yang tengah bekerja di luar angkasa?
Emmanuel Urquieta, Professor of Space Medicine and Emergency Medicine dari Baylor College of Medicine mengatakan upaya mencegah terjadinya kematian yang dialami oleh astronot dilakukan dengan sangat maksimal. Jadinya pemeriksaan kesehatan para astronot benar-benar sangat ketat.
BACA JUGA:
Untuk mencapai objektif itu, NASA bahkan membuat tim khusus yakni Translational Research Institute for Space Health. Lembaga itu dibentuk agar kesehatan para astronot benar-benar optimal.
Hanya saja kematian bisa terjadi kapan saja dan apabila itu terjadi di luar angkasa, tetap ada prosedur yang dilakukan.
"Jika astronot meninggal di area orbit rendah Bumi, seperti di Stasiun Luar Angkasa Internasional atau International Space Station (ISS), maka jenazah akan segera dikirim balik ke Bumi hanya dalam waktu beberapa jam," tulis Emmanuel Urquieta, dikutip The Conversation, Rabu (9/8/2023).