Teguh memaparkan bahwa dari seluruh data yang dicuri, 15 juta diantaranya adalah data pengguna dan password untuk akses internal dan layanan yang digunakan bank. Tak berhenti di situ, Teguh juga menyebut kebocoran data mencakup juga data karyawan, dokumen keuangan, dokumen legal, NDA, dan masih banyak lagi.
"Data pelanggan yang bocor diantaranya: nama, nomor hp, alamat, saldo rekening, histori transaksi, tanggal pembukaan rekening, informasi pekerjaan, dan lain-lain," ujarnya.
Lebih lanjut Teguh mengatakan bahwa semua bank lokal sama rentannya untuk mengalami kebocoran data seperti yang terjadi pada BSI. Menurutnya, meskipun pengamanan digital diperlukan tapi peran manusia juga tidak kalah besarnya.
"Intinya di mitigasi dan damage controlnya. Kalau ada bank yang kena ransomware dan sampai lumpuh berhari-hari itu nunjukin betapa kacaunya infrastruktur mereka," pungkasnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)