Anggaran mahal
Rintangan terbesar untuk program penerbangan luar angkasa apa pun, terutama misi yang melibatkan manusia di dalamnya, adalah anggaran yang mahal. Anggaran NASA tahun 2022 adalah $24 miliar, dan pemerintahan Biden meminta Kongres untuk meningkatkannya menjadi hampir $26 miliar dalam anggaran tahun 2023.
Sebuah laporan tahun 2005 oleh NASA memperkirakan bahwa 13 tahun ke depan untuk kembali ke Bulan, maka misi ini akan menelan biaya sekitar $104 miliar. Program Apollo menelan biaya sekitar $142 miliar dan misi Artemis jauh lebih mahal.
"Eksplorasi berawak adalah misi luar angkasa yang paling mahal dan, akibatnya, yang paling sulit untuk mendapatkan dukungan politik. Kecuali negara, yang merupakan Kongres di sini, memutuskan untuk memasukkan lebih banyak uang ke dalamnya." kata astronot Apollo 7, Walter Cunningham.
Medan Bulan yang ekstrim
Tarik ulur politik atas misi dan anggaran NASA bukan satu-satunya alasan manusia belum bisa kembali ke Bulan. Di sisi lain, Bulan juga merupakan "jebakan maut" yang berusia 4,5 miliar tahun bagi manusia dan tidak boleh dianggap enteng atau diremehkan.
Permukaannya dipenuhi kawah dan batu besar yang mengancam pendaratan yang aman. Menjelang pendaratan di bulan pertama pada tahun 1969, pemerintah AS menghabiskan miliaran dolar untuk perencanaan misi mencari kemungkinan lokasi pendaratan Apollo.
Tapi kekhawatiran yang lebih besar adalah apa yang disebut debu Bulan. Diketahui bahwa debu-debu ini sangat halus seperti bedak yang bisa mengotori dan merusak pakaian antariksa dan kendaraan mereka dengan sangat cepat.
Ada juga masalah dengan sinar Matahari. Selama sekitar 14 hari, permukaan bulan adalah menjadi seperti pemandangan neraka mendidih yang terpapar langsung ke sinar Matahari yang kuat karena Bulan tidak memiliki atmosfer pelindung.
Sementara 14 hari berikutnya Bulan berada dalam kegelapan total, menjadikan permukaan bulan salah satu tempat terdingin di alam semesta. Tidak ada tempat hidup di Bumi yang lebih tidak ramah lingkungan atau lebih ekstrim daripada Bulan.
Sumber daya manusia yang sulit
Alasan lain kenapa tidak ada manusia lagi yang mendarat di Bulan adalah lantaran sumber daya manusia yang rumit. Belakangan ini, lebih banyak anak Amerika yang disurvei mengatakan bahwa mereka bermimpi menjadi bintang YouTube, bukan astronot.
"Anda harus menyadari bahwa kaum muda sangat penting untuk upaya semacam ini. Rata-rata usia orang-orang di Mission Control untuk Apollo 13 adalah 26 tahun, dan mereka sudah menjalankan banyak misi," kata astronot Apollo 17 Harrison Schmitt.
(DRA)
(Andera Wiyakintra)