SEJAK manusia pertama mendarat di Bulan, para ilmuwan mengira bahwa satu-satunya pendamping satelit Bumi kita ini terbentuk akibat tabrakan hebat antara Bumi dan planet berbatu lainnya.
Namun, menurut sebuah makalah baru di The Planetary Science Journal, Bulan mungkin benar-benar telah “dicuri”, direnggut dari luar angkasa dari orbit benda angkasa lain selama pertemuan dekat.
Teori tabrakan, yang juga dikenal sebagai "Hipotesis Benturan Raksasa", mengusulkan bahwa Bulan tercipta dari puing-puing tabrakan besar antara Bumi purba dan protoplanet seukuran Mars, yang sering disebut sebagai Theia.
Benturan ini diperkirakan sangat kuat sehingga menguapkan sebagian Bumi dan Theia, melontarkan sejumlah besar material ke luar angkasa yang, di bawah gaya gravitasi, akhirnya menyatu menjadi Bulan.
Teori ini dikembangkan setelah misi Apollo untuk memperhitungkan beberapa pengamatan utama tentang komposisi Bulan.
Misalnya, analisis batuan Bulan mengungkapkan bahwa batuan itu kaya kalsium dan basaltik, mirip dengan komposisi sebagian besar mantel Bumi — dan keduanya memiliki jejak isotop yang serupa. Selain itu, orbit bulan memiliki orientasi yang sama dengan sumbu rotasi Bumi.
Pada Konferensi Kona di Hawaii tahun 1984, ilmuwan planet dari seluruh dunia sepakat bahwa Bulan kemungkinan terbentuk akibat tabrakan sekira 4,5 miliar tahun lalu.
"Konferensi Kona menetapkan narasi selama 40 tahun," kata salah satu penulis studi Darren Williams, seorang profesor astronomi dan astrofisika di Penn State Behrend, dalam sebuah pernyataan yang dilansir dari MSN, Kamis (3/10/2024).
Dalam makalah tersebut, para peneliti menjelaskan bagaimana mereka menganalisis perubahan dalam ukuran dan bentuk orbit bulan dari waktu ke waktu, dan menentukan bahwa bulan mungkin memang telah diambil dari orbit lain.