Menurutnya, apabila ekspor-impor tetap baik seperti saat ini maka Indonesia akan dapat menangani masalah resesi. Begitu juga dengan kenaikan suku bunga seperti tahun 2022, kata dia, tidak banyak membawa dampak signifikan.
Karena, menurut dia, konsumen di Indonesia tetap memiliki daya beli yang positif. Menurutnya, hal itu dapat dibuktikan dengan pencapaian Adira Finance di tahun sebelumnya yang berhasil melakukan pembiayaan sebanyak Rp31,7 triliun atau naik 22% dibanding tahun 2021.
Harry menjelaskan, pencapaian tersebut didominasi oleh roda empat, yakni 35% atau sebesar Rp14,2 triliun. Sedangkan roda dua mencapai 2,1% atau sebesar Rp11,4 triliun dan produk non otomotif sebesar 45% atau Rp6,2 triliun.
(Citra Dara Vresti Trisna)