MOUNTAIN VIEW – Keinginannya untuk menjadi dokter membuat perempuan muda ini senang menolong manusia lain. Melalui keahliannya di bidang teknologi, dunia kesehatan pun bisa dirambah. Menurutnya, menyelamatkan nyawa manusia bisa banyak cara, salah satunya melalui aplikasi teknologi yang dibuatnya.
Ya, Indonesia patut bangga. Leonika Sari Njoto Boedioetomo adalah satu dari jutaan orang Indonesia yang berhasil mengharumkan nama bangsa di ajang teknologi dunia. Melalui aplikasi yang dibuatnya bernama ‘Reblood’, gadis muda cantik ini menorehkan cerita manis ketika berada di California, Amerika Serikat, ketika mengikuti Google I/O.
Okezone.com ketika mendapat undangan dari Google untuk mengikuti event tahunan itu, tidak ingin melewatkan kesempatan berbincang langsung dengan Leonika di sela-sela event.
Wanita yang lahir di Surabaya, Jawa Timur, ini sangat antusias ketika Reblood terpilih dari 469 pelamar anggota Google Businness Group (GBG) dan para enterprenier independen dari 26 negara menghadiri ajang tahunan Google I/O pada 17-19 Mei 2017, di Mountain View, California, Amerika Serikat. Sebagai CEO Reblood, Leo terpilih bersama satu orang Indonesia lainnya yakni Fadli Wilihandarwo dari Yogyakarta.
Gadis 24 tahun ini tidak menyia-nyiakan kesempatan bisa belajar banyak dengan menghadiri Google I/O, sebuah acara kumpulnya para developer dunia yang digelar oleh perusahaan raksasa internet dan berlangsung selama tiga hari. Leo pada event Google tersebut banyak mendapat kesempatan bertemu para ahli teknologi, inovator, dan pemimpin bisnis global.
Membawa aplikasi Reblood, sebuah aplikasi yang mendorong para penggunanya untuk mendonorkan darah, mengakomodir, mengedukasi, bahkan mengapresiasi penggunanya, Leo –sapaan akrabnya— berharap kesadaran akan pentingnya donor darah ditambah persoalan-persoalan donor darah secara global dapat terselesaikan.