JAKARTA - Dalam menghadapi era baru kecerdasan buatan generatif (Generative AI/GenAI), organisasi di seluruh dunia dihadapkan pada tantangan kompleks yang tidak hanya mencakup aspek teknologi, tetapi juga strategi bisnis, kesiapan sumber daya manusia, keamanan data, serta regulasi dan etika.
Laporan NTT DATA Global GenAI Report 2025 menyoroti pentingnya pendekatan holistik dalam mengadopsi GenAI agar teknologi ini tidak menjadi ancaman bagi organisasi, melainkan menjadi alat transformasi yang efektif.
"Kalau datanya tidak bersih, AI-nya juga tidak akan akurat. Makanya, AI bukan sekadar teknologi, tetapi butuh ekosistem yang mendukung, termasuk tata kelola data yang baik," kata CEO NTT Data, Hendra Lesmana pada Media Gathering Kamis, (13/3/2025).
Untuk menjawab tantangan tersebut, terdapat empat pilar utama yang menjadi landasan dalam mengatasi kendala dan risiko yang muncul dari penggunaan GenAI.
Salah satu kesalahan terbesar dalam implementasi GenAI adalah memperlakukannya sebagai proyek teknologi yang berdiri sendiri, bukan sebagai bagian dari strategi bisnis secara keseluruhan. Sebanyak 51% organisasi mengakui bahwa strategi GenAI mereka belum sepenuhnya selaras dengan tujuan bisnis utama. Padahal, tanpa arah yang jelas, investasi besar dalam GenAI dapat menjadi sia-sia karena kurangnya relevansi terhadap kebutuhan organisasi.
Untuk memastikan keberhasilan dalam penerapan GenAI, organisasi perlu terlebih dahulu mengidentifikasi area bisnis yang dapat memperoleh manfaat maksimal dari teknologi ini. Misalnya, industri ritel dapat menggunakan GenAI untuk meningkatkan personalisasi layanan pelanggan, sementara sektor manufaktur dapat mengoptimalkan rantai pasok dan pengendalian kualitas.
Selain itu, organisasi harus mengadopsi pendekatan berbasis eksperimen dan skalabilitas, di mana mereka memulai dengan proyek percontohan sebelum mengembangkan implementasi GenAI dalam skala yang lebih luas. Pendekatan ini memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi tantangan yang mungkin muncul dan melakukan penyesuaian sebelum investasi besar dilakukan.