Penelitian menunjukkan bahwa rumput laut masih bisa ditanam di sekitar pantai lautan tropis bahkan setelah perang nuklir. Dalam waktu 9 hingga 14 bulan setelah ledakan bom atom, produksi rumput laut dapat ditingkatkan untuk memenuhi 45 persen kebutuhan manusia secara global, menggantikan 15 persen makanan manusia, 10 persen pakan ternak, dan 50 persen penggunaan biofuel global.
“Setelah seluruh area budidaya rumput laut dipenuhi dengan rumput laut, seluruh hasil panen setelahnya dapat digunakan untuk memproduksi pangan, pakan, dan biofuel. Hal ini didasarkan pada desain budidaya rumput laut berteknologi rendah. Desain tersebut sebagian besar terdiri dari tali pancing untuk memasang rumput laut, tali pancing untuk memasang tali pancing, tali apung untuk menjaga tali pancing tetap mengapung, dan jangkar untuk mengamankan lahan pertanian pada tempatnya,” tulis para penulis penelitian tersebut, sebagaimana dilansir IFL Science.
Tetap saja, potensi terjadinya perang nuklir adalah sesuatu yang mengerikan. Bulletin of the Atomic Scientist memperkirakan bahwa perang nuklir global antara Amerika Serikat (AS) dan Rusia akan menyebabkan setidaknya 360 juta kematian.
Bahkan baku tembak lokal dengan senjata pemusnah massal antara dua negara bersenjata nuklir, misalnya India dan Pakistan, dapat mengakibatkan kematian antara 50 hingga 125 juta orang. Hal ini bahkan sebelum kita mempertimbangkan dampak dari dampak radioaktif dan musim dingin nuklir.