ILMU fisika hadir di tiap sendi kehidupan. Yang tak kalah menarik adalah beberapa diantara teori fisika banhkan terus menjadi rujukan hingga saat ini, meski sebenarnya teori-teori tersbut sudah ditemukan bertahun-tahun sebelumnya.
Penting untuk diketahui bahwa ada 5 teori fisika yang sangat terkenal. Lantas apa sajakah itu? Nah tanpa berlama-lama lagi, berikut ini adalah daftarnya, sebagaimana dihimpun dari berbagai sumber.
Teori gravitasi Newton
Teori gravitasi Newton ditemukan oleh fisikawan, matematikawan, serta astronom terkenal asal Inggris, Isaac Newton. Teori ini menyatakan bahwa setiap benda di Bumi akan jatuh ke bawah karena adanya gaya gravitasi.
Dalam sejarah kisah sains, disebutkan bahwa ketika menemukan teori tersebut, Isaac tengah duduk di bawah sebuah pohon apel yang rindang. Saat sebuah apel jatuh dan menimpa kepalanya, peristiwa itu menjadi penanda ditemukannya teori gravitasi.
Dalam teori gravitasi Newton dijabarkan bahwa besarnya gaya tarik menarik suatu benda berbanding lurus dengan massa masing-masing benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antar keduanya. Teori ini mendominasi pandangan sains mengenai alam semesta selama tiga abad.
Teori relativitas Einstein
Teori relativitas yang dicetuskan oleh sosok Albert Einstein pada awal abad ke-20 juga menjadi salah satu teori fisika paling terkenal. Teori ini sangat menggemparkan dunia sains, dan ternyata juga sudah dibahas di Alquran sebelum teori tersebut ditemukan.
Di mana teori ini menyebut bahwa ruang dan waktu tidak semuanya sama, mereka berbeda dan dapat dibelokkan oleh materi dan energi. Jadi, bergantung pada posisi dan kecepatan, waktu dapat tampak bergerak lebih cepat atau lebih lambat.
Teori relativitas telah berkembang menjadi alat penting dalam astrofisika modern. Ilmu ini memberikan dasar untuk pemahaman lubang hitam, daerah ruang di mana tarikan gravitasi begitu kuat sehingga bahkan cahaya tidak dapat melarikan diri.
Teori mekanika kuantum
Teori mekanika kuantum adalah cabang dasar fisika yang digunakan untuk menjelaskan sistem atom dan subatom. Konsep mekanika kuantum tidak lepas dari sosok ilmuwan kelas kakap, yakniMax Planck dan Albert Einstein.
Teori ini dirumuskan dalam berbagai rumus matematika yang dikembangkan. Salah satunya, sebuah fungsi matematika yaitu fungsi gelombang, memberikan informasi mengenai amplitudo probabilitas dari posisi, momentum, dan properti fisik lainnya dari sebuah partikel.
Mekanika kuantum telah sukses dalam menjelaskan berbagai fitur di alam semesta. Mekanika kuantum sering kali menjadi satu-satunya alat yang ada yang dapat menjelaskan perilaku individu dari partikel subatomik yang membentuk segala bentuk zat.
Teori big bang
Teori big bang pertama kali dikemukakan oleh Abbe Georges Lemaitre yang merupakan seorang kosmolog yang berasal dari Belgia sekitar tahun 1927. Kerangka model teori ini bergantung pada relativitas umum Albert Einstein.
Teori ini menjelaskan bahwa alam semesta terbentuk dari ledakan yang sangat besar yang terjadi sekitar 13,7 milyar tahun lalu. Pada saat terjadi ledakan, material yang dilontarkan sangat besar jumlahnya dan menyebar keseluruh alam semesta.
Menurut Georges, alam semesta ini awalnya berasal dari sebuah gumpalan superatom yang berbentuk bola api yang berukuran sangat kecil. Gumpalan bola api ini memiliki massa jenis yang luar biasa tinggi dan memiliki suhu sekitar kurang lebih 1 triliyun derajat celcius.
Teori gravitasi kuantum
Teori ini didasarkan pada teori relativitas umum yang dikemukakan oleh Albert Einstein. Di tahun 1959, Hawking mendapatkan gelar sarjananya di University of Oxford untuk menguji ide mengenai gravitasi kuantum ini.
Teori gravitasi kuantum digunakan untuk menggambarkan hal-hal kecil yang tak terlihat, seperti atom dan partikel komponennya. Teori ini mengasumsikan bahwa semesta dan segala isinya masih kasar pada skala terkecil, terbagi menjadi benjolan-benjolan tersendiri.
Menurut teori kuantum, ruang angkasa yang diduga kosong sebenarnya jauh dari kekosongan. Hal itu karena semesta tidak bisa halus atau sama sekali kosong pada semua skala. Sebaliknya, ruang itu hidup dengan aktivitas.
(Martin Bagya Kertiyasa)