"Apalagi dengan terus berkembangnya keahlian yang dibutuhkan untuk memenuhi berbagai tuntutan keamanan saat ini. Untuk itu perlu layanan keamanan terkelola untuk menjalankan sistem keamanan dan mendukung pertahanan internal perusahaan," tambahnya.
Microsoft sendiri mengklaim telah membloki lebih dari 9,6 miliar ancaman malware dan lebih dari 35,7 miliar phishing serta email berbahaya lainnya. Pemblokiran ini dilakukan pada tahun 2021 lalu.
Sementara itu, Microsoft berhasil mengidentifikasi 35 kelompok ransomware dan lebih dari 250 pelaku ancaman siber yang bermarkas di berbagai negara di dunia.
Dikatakan, para pelaku serangan siap untuk melakukan aktivitas kriminalnya, dan berpotensi mengumpulkan dana dari aktivitas itu untuk membiayai serangan siber yang lebih berbahaya lagi.
(Ahmad Muhajir)