Kabarnya, tanah longsor ini terjadi setiap 160.000 tahun atau lebih dan ukurannya sangat beragam. Tim memetakan di bawah dasar laut menggunakan data seismik.
"Kita bisa melihat dasar laut yang berlapis dan teratur, lalu ada sedimen besar yang tampak semrawut. Kita dapat mengetahui dari karakteristik internal bahwa sedimen ini tumpah ke lereng dengan cara yang cepat dan bergejolak. Ini seperti longsoran bawah laut," jelasnya.
Uisdean Nicholson, yang memimpin penelitian di Universitas Heriot-Watt mengatakan arus kuat yang mengalir melalui selat dapat menjelaskan peristiwa prasejarah dan potensi longsor lebih lanjut di bawah air.
(Ahmad Luthfi)