JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong hadirnya insentif untuk industri otomotif. Hal ini guna mendorong penjualan kendaraan roda empat di Indonesia yang semakin melemah akibat banyaknya mobil listrik impor.
Berdasarkan data yang dikumpulkan Kemenperin, total penjualan kendaraan mobil listrik sepanjang 2025 sebesar 69.146 unit, dengan 73 persennya merupakan kendaraan EV impor dan nilai tambah serta penyerapan tenaga kerja industrinya berada di negara lain. Sementara segmen kendaraan lain yang diproduksi di dalam negeri dan memiliki share terbesar dalam pasar industri otomotif nasional terus menurun penjualan signifikan.
"Harus menjadi indikator pertumbuhan industri otomotif nasional saat ini. Kami memandang dibutuhkan insentif untuk membalikkan keadaan tersebut," ujar Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arief, dalam keterangannya, Selasa (2/12/205).
Menurut Febri, banyaknya pameran bukan berarti menunjukkan industri otomotif sedang kuat. Hal tersebut menjadi upaya produsen dalam negeri dalam menjaga penjualan kendaraan di tengah pasar yang sedang lesu.
"Banyaknya pameran otomotif di berbagai tempat Indonesia juga bukan ukuran industri otomotif sedang kuat. Sebaliknya, banyak pameran otomotif adalah upaya dan perjuangan industri untuk tetap mempertahankan demand di tengah anjlok penjualan domestiknya dan sekaligus melindungi pekerjanya dari PHK," tuturnya.
Kemenperin menegaskan insentif otomotif menjadi instrumen krusial dalam upaya memulihkan pasar kendaraan bermotor sekaligus menjaga keberlangsungan industri otomotif nasional.