Pejabat Pakistan menepis lonjakan penipuan sebagai “rasa sakit transisional”, konsekuensi alami dari inklusi digital yang cepat. Meskipun perluasan akses membawa risiko baru, narasi ini berbahaya karena mengecilkan dampak manusia dan ekonomi. Data pembanding dari negara dengan lintasan fintech serupa seperti Bangladesh, Sri Lanka, dan Kenya menunjukkan bahwa dengan kesiapan institusional, kejelasan hukum, dan edukasi publik, pertumbuhan digital tidak harus mengorbankan keamanan. Skala penipuan daring di Pakistan bukan sekadar ancaman bagi konsumen, melainkan tantangan sistemik yang mengancam masa depan keuangan nasional.
(Rahman Asmardika)