JAKARTA - Mobil listrik semakin populer di Indonesia dengan hadirnya sejumlah brand asal China. Namun, pasar mobil listrik bekas belum terbentuk di Tanah Air karena masih adanya sejumlah kekhawatiran, khususnya pada baterai.
Diketahui, baterai menjadi sumber daya utama mobil listrik. Bahkan, harganya disebut bisa mencapai setengah dari harga mobil tersebut. Ini yang membuat pedagang mobil bekas belum mau memasarkan mobil listrik karena sulit menjualnya.
"Mobil listrik enggak ada yang laku. Kaya Binguo kemarin di GIIAS, harga barunya Rp360 juta, terus kemarin turun jadi Rp190 jutaan. Padahal sama-sama baru, terus jualnya gimana," kata Budi seorang pedagang mobil bekas saat ditemui di Blok M, Jakarta, dikutip pada Rabu (10/9/2025).
Baterai menjadi pertimbangan utama pedagang mobil bekas karena bisa membuat harganya sangat turun. Terlebih jika kondisi baterai sudah mulai melemah dan harus diganti untuk mengembalikan performanya.
"Apalagi kalau nanti baterainya sudah lemah semua, pasti makin susah jualnya. Kalau yang di asuransi itu kan yang baterai rusak. Kalau lemah ga bisa diasuransi. Harus ganti, harganya mahal," ujar Budi.