JAKARTA - Perang harga dari brand mobil listrik asal China membuat industri otomotif dunia bergejolak. Hal ini menimbulkan pertanyaan terhadap kualitas mobil tersebut, meski diklaim material mobil asal China saat ini lebih baik.
Berdasarkan survei yang dilakukan JD Power soal kualitas mobil asal brand China, ada peningkatan jumlah laporan menjadi 229 per 100 kendaraan. Angka itu naik 17 kasus dibandingkan tahun 2024.
Studi yang telah memasuki tahun ke-26 ini mengukur kualitas awal kendaraan dengan memeriksa masalah yang dialami pemilik kendaraan baru dalam dua hingga enam bulan pertama kepemilikan.
Kualitas awal secara keseluruhan ditentukan oleh masalah per 100 kendaraan. Jumlah masalah yang lebih rendah menunjukkan kualitas yang lebih tinggi.
Penurunan terjadi secara luas, merek domestik dan merek massal melaporkan masing-masing 18 kasus per 100 mobil. Merek premium juga mencatat penurunan kualitas seiring kenaikan kerusakan 13 kasus.
Manajer Umum Praktik Produk Otomotif di JD Power China, Elvis Yang, mengatakan dengan latar belakang berbagai tekanan persaingan dalam hal teknologi, konfigurasi, dan harga industri, kinerja IQS kendaraan berbahan bakar konvensional turun signifikan dari tahun ke tahun.
"Saat ini, prioritas utama adalah mengoptimalkan pengalaman di dalam kendaraan dengan konfigurasi teknologi, berfokus pada skenario frekuensi tinggi pengguna, dan berupaya mengatasi masalah yang berkaitan dengan persepsi pengguna yang kuat seperti kesalahan identifikasi dan respons yang lambat," ujar Yang dalam keterangan resmi JD Power, dikutip pada Selasa (2/9/2025).
Dalam laporan itu diketahui keluhan mengenai cacat desain dan produksi di sejumlah beberapa naik. Keluhan soal sistem hiburan, kursi, dan fungsi bantuan pengemudi menjadi yang paling sering. Keluhan itu juga menyoroti risiko yang ditimbulkan lantaran terburu-buru menambahkan fitur digital.
"Sementara itu, seiring perubahan struktur pengguna dan preferensi permintaan pemilik kendaraan ICE, produsen mobil perlu mengkaji ulang sistem indikator pengalaman pengguna dan strategi pengendalian risiko kualitas, serta secara efektif menempatkan manajemen kualitas yang berpusat pada pengguna di garis depan," kata Yang.
Studi itu juga menyoroti kesenjangan yang makin lebar antara permintaan konsumen akan fitur canggih dan kemampuan produsen untuk memastikan produknya andal. Semua kategori yang dipantau, kecuali sistem transmisi, mencatat keluhan yang tinggi.
Di ranah segmen premium, kerusakan yang dialami Land Rover tercatat paling banyak yakni 208 kasus per 100 mobil. Pada segmen kendaraan massal, ada GAC Honda dan merek domestik ada Chery dengan 220 kasus.
Sementara merek-merek yang tak banyak bermasalah di antaranya Porsche, Cadillac, Dongfeng Honda, GAC Toyota, SAIC Volkswagen, GAC Trumpchi, dan Geely.
(Erha Aprili Ramadhoni)