Investigasi media bersama, yang diterbitkan bulan ini menemukan badan pengawasan militer Israel menggunakan perangkat lunak Azure milik Microsoft untuk menyimpan rekaman panggilan telepon seluler yang tak terhitung jumlahnya yang dilakukan warga Palestina yang tinggal di Tepi Barat dan Gaza yang diduduki Israel.
Investigasi yang dilakukan oleh Guardian, publikasi Israel-Palestina +972 Magazine, dan outlet berbahasa Ibrani Local Call, menyatakan Israel mengandalkan cloud Microsoft untuk pengawasan yang luas terhadap warga Palestina.
Menanggapi hal tersebut, Microsoft mengatakan mereka akan meminta firma hukum Covington & Burling LLP untuk melakukan peninjauan.
Para pekerja Microsoft lainnya juga telah memprotes hubungan perusahaan tersebut dengan Israel.
Pada bulan April, pernyataan CEO Microsoft AI Mustafa Suleyman disela oleh seorang karyawan pro-Palestina yang berunjuk rasa saat perayaan ulang tahun ke-50 perusahaan teknologi tersebut atas hubungan perusahaan tersebut dengan Israel. Karyawan tersebut dan seorang karyawan lain yang berunjuk rasa juga kemudian dipecat.
(Erha Aprili Ramadhoni)