"Saya tidak terkejut dengan sikap Thaksin terhadap saya, karena ia bahkan telah mengkhianati Raja Thailand serta anggota partainya sendiri," tulisnya pada hari Jumat. "Sekarang, dengan dalih membalas dendam kepada Hun Sen, ia justru menggunakan perang, yang konsekuensi akhirnya adalah penderitaan rakyat."
Eskalasi peristiwa ini sebenarnya disebabkan oleh keretakan tak terduga dalam persahabatan lama antara Hun Sen dan Thaksin Shinawatra. Hun Sen membocorkan percakapan telepon antara dirinya dan putri Thaksin, Paetongtarn Shinawatra.
Percakapan tersebut, di mana Paetongtarn—yang saat itu menjabat sebagai perdana menteri—memanggilnya "paman", dan mengkritik salah satu komandan militernya sendiri, sangat memalukan baginya serta memicu kemarahan publik yang besar.
Sejak itu, ia telah diskors sebagai perdana menteri dan Mahkamah Konstitusi Thailand sedang mempertimbangkan petisi pemecatannya.
Beberapa warga Thailand percaya kebocoran percakapan telepon tersebut merupakan upaya Hun Sen untuk mengalihkan perhatian rakyatnya.
(Rahman Asmardika)