Perselisihan tersebut kemudian meluas ke kompleks kuil Ta Moan abad ke-13, yang diklaim Kamboja telah dipagari dengan kawat berduri oleh pasukan Thailand pada Kamis.
Situs-situs bersejarah ini merupakan inti dari persaingan budaya yang telah berlangsung lama antara kedua negara, yang juga meluas ke bidang olahraga, kuliner, dan busana.
Nasionalis Thailand mengecam apa yang mereka sebut sebagai pencurian budaya oleh "Claimbodia", sementara seteru Khmer mereka menjuluki orang Thailand sebagai "pencuri Siam".
Apakah agresi akan mereda masih harus dilihat, mengingat Kamboja telah menyerukan gencatan senjata.
Di Sisi Lain, Para Penentu Kebijakan Juga Saling Sindir
Di sisi lain, para penentu kebijakan di kedua belah pihak—yang juga merupakan pengguna media sosial aktif—juga saling melontarkan sindiran.
Dalam sebuah unggahan di X, Thaksin Shinawatra, mantan perdana menteri populis Thailand, mengatakan ia menghargai tawaran yang diterimanya untuk membantu memediasi permusuhan.
"Tetapi saya meminta waktu karena saya harus membiarkan militer Thailand memberi pelajaran kepada Hun Sen atas kelicikannya," tulisnya.
Hun Sen, mantan pemimpin yang kuat dan masih berpengaruh dalam politik Kamboja, membalas di akun X-nya.