"Kamboja menembaki Thailand terlebih dahulu. Ini kebenarannya. Bergabunglah menggunakan tagar #CambodiaOpenedFire," tulis seorang pengguna Thai di X, dalam sebuah unggahan yang telah ditonton jutaan kali, sebagaimana dilansir BBC.
Sementara itu, warga Kamboja menggunakan tagar "Thailand opened fire" dan membuat video mereka sendiri tentang konflik tersebut.
Ketika hubungan bilateral merosot ke level terendah dalam satu dekade, beberapa pihak menyuarakan kekhawatiran tentang penyebaran kebencian di media sosial yang mengancam akan semakin memecah belah masyarakat kedua negara.
Asosiasi Jurnalis Kamboja dan Thailand mengeluarkan pernyataan bersama pada Mei, yang menyatakan bahwa pengguna media sosial telah "menyebarkan informasi tanpa sumber yang jelas" dan "menyebabkan kebingungan".
Kedua kelompok tersebut mendesak pengguna media sosial untuk "mempertimbangkan dengan cermat potensi konsekuensinya" saat membagikan konten terkait perbatasan.
Ada banyak titik sensitif yang digunakan para netizen di media sosial untuk memancing kemarahan dari kedua negara.
Perselisihan antara kedua negara bermula lebih dari 100 tahun lalu, ketika perbatasan keduanya ditetapkan setelah pendudukan Prancis di Kamboja.
Pada 2008, Kamboja mendaftarkan Preah Vihear, sebuah kuil abad ke-11 yang terletak di dekat perbatasan yang disengketakan, sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO—sebuah langkah yang disambut protes keras dari Thailand.