Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Respons Wacana Insentif Truk Listrik, Daimler Truck Soroti Hal Ini

Erha Aprili Ramadhoni , Jurnalis-Rabu, 11 Juni 2025 |13:33 WIB
Respons Wacana Insentif Truk Listrik, Daimler Truck Soroti Hal Ini
Respons Wacana Insentif Truk Listrik, Daimler Soroti Hal Ini (Okezone/Erha A Ramadhoni)
A
A
A

JAKARTA - Pemerintah membuka peluang untuk memberikan insentif terhadap truk listrik demi mewujudkan target net zero emissions pada 20260. Daimler Commercial Vehicle Indonesia (DCVI), distributor bus dan truk Mercedes-Benz di Indonesia, menyambut baik hal ini. 

Daimler soal Insentif Truk Listrik

President Director DCVMI, Sankaranarayanan Ramamurthi, mengapresiasi wacana ini. Ia menilai adanya insentif dapat mempercepat transisi ke kendaraan listrik.

“Pertama-tama, ini sangat mengagumkan. Tapi, untuk transisi yang berkelanjutan, dibutuhkan lebih dari sekadar insentif. Kita juga harus bicara soal teknologi dan ekosistem pendukung,” kata Sankaranarayanan usai peresmian pabrik baru di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (10/6/2025).

Truk dan bus Mercedes-Benz (Okezone/Erha A Ramadhoni)
Truk dan bus Mercedes-Benz (Okezone/Erha A Ramadhoni)

Ia menjelaskan keberadaan kendaraan komersial dalam perniagaan. Ketika seseorang membeli kendaraan, itu dibutuhkan untuk kepentingan bisnis. 

"Dia tidak membelinya untuk senang-senang. Jadi, biaya operasional kendaraan menjadi elemen yang sangat penting dalam membuat keputusan tersebut," ujarnya.

Karena itu, dibutuhkan peran pemerintah mengingat biaya awal dan operasional kendaraan listrik masih lebih tinggi dibandingkan diesel.

“Jika tidak ada perbedaan signifikan antara biaya operasional listrik dan diesel, insentif pemerintah sangat dibutuhkan," ujarnya.

 

Sankaranarayanan juga membahas soal pentingnya infrastruktur dalam kendaraan elektrifikasi. Stasiun pengisian daya harus tersedia secara luas agar tak mengganggu operasional truk listrik.

Sementara itu, President Director DCVI sebelumnya, Naeem Hassim. Ia menilai, insentif untuk kendaraan niaga berbeda dengan penumpang. 

“Kalau kendaraan penumpang dapat insentif lewat pengurangan PPN, itu tidak terlalu berdampak untuk kendaraan komersial karena ini bisnis B2B. Pemerintah perlu merancang skema insentif yang berbeda dan sesuai kebutuhan industri,” kata Hassim.
 

(Erha Aprili Ramadhoni)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita ototekno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement