Gladiator yang dimaksud dimakamkan di sebuah makam bersama dua orang lainnya dan dilapisi tulang kuda.
Semasa hidup, ia tampaknya memiliki beberapa masalah dengan tulang belakangnya yang mungkin disebabkan beban berlebih pada punggungnya, radang paru-paru dan pahanya, serta kekurangan gizi saat masih anak-anak.
Untuk memahami dengan tepat hewan apa yang menyebabkan gigitan mematikan itu, para ahli membandingkannya dengan sampel dari kebun binatang. Di sana, mereka mengonfirmasi kecocokan dengan seekor singa. Meskipun gigitan itu terbukti mematikan, diyakini orang itu dipenggal setelah mati, yang tampaknya merupakan ritual bagi sebagian orang selama periode Romawi.
Analisis kerangka tersebut menunjukkan bahwa ini adalah Bestarius, peran gladiator yang dilakukan oleh sukarelawan atau budak.
"Selama bertahun-tahun, pemahaman kita tentang pertarungan gladiator Romawi dan tontonan hewan sangat bergantung pada teks sejarah dan penggambaran artistik. Penemuan ini memberikan bukti fisik langsung pertama bahwa peristiwa semacam itu terjadi pada periode ini, membentuk kembali persepsi kita tentang budaya hiburan Romawi di wilayah tersebut," ujar Profesor Tim Thompson dari Universitas Maynooth di Irlandia.
(Erha Aprili Ramadhoni)