Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Jakarta Masuk 10 Besar Kota Termacet di Dunia, Kecepatan Rata-Rata Hanya 20 Km per Jam

Muhamad Fadli Ramadan , Jurnalis-Rabu, 08 Januari 2025 |06:01 WIB
Jakarta Masuk 10 Besar Kota Termacet di Dunia, Kecepatan Rata-Rata Hanya 20 Km per Jam
Jakarta Masuk 10 Besar Kota Termacet di Dunia, Kecepatan Rata-Rata Hanya 20 Km per Jam
A
A
A

JAKARTA - Jakarta masuk dalam 10 besar kota termacet di dunia. Hal ini berdasarkan daftar Global Traffic Scorecard 2024 yang dirilis INRIX. 

Hasil ini berdasarkan analisis yang dilakukan di berbagai kota besar di dunia dalam kurun waktu tertentu.

1. Kecepatan 20 Km Per Jam, Habiskan 89 Jam Akibat Macet

Berdasarkan data yang dirilis INRIX, angka kemacetan Jakarta meningkat dibandingkan tahun lalu. Pada 2023, Jakarta berada di urutan ke-10 kota termacet di dunia. Sementara pada 2024, INRIX mencatat Jakarta ada di urutan ketujuh sebagai kota termacet.

Sesuai data yang dirilis INRIX, dalam satu tahun setiap pengendara kehilangan waktu 89 jam akibat kemacetan. Hal itu meningkat dari tahun 2023 yang hanya 65 jam atau naik hingga 37 persen.

Mirisnya, kecepatan rata-rata kendaraan di Jakarta pada jam-jam tertentu hanya 13 mil per jam atau sekitar 20 km/jam. Sementara untuk pagi hari, kecepatan rata-rata hanya 11 mil per jam atau 17,7 km/jam.

2. Istanbul Termacet di Dunia

Dalam data Global Traffic Scorecard 2024, kota Istanbul di Turki menjadi yang termacet di dunia. Menempati urutan pertama, pengendara di Istanbul tercatat menghabiskan waktu 105 jam di jalan dalam setahun karena kemacetan yang parah.

Global Traffic Scorecard 2024 dari INRIX ini mencakup data dan tren transportasi di antara 946 wilayah perkotaan yang dianalisis di seluruh dunia. Temuan tersebut memberikan kemampuan untuk memantau dan mengukur lalu lintas di wilayah masing-masing.

"Kemacetan lalu lintas terjadi ketika permintaan perjalanan melalui jalan raya melebihi pasokan jalan raya. Ketika lalu lintas kendaraan meningkat, pengemudi, penggerak barang, dan penumpang bus kehilangan waktu dan menghabiskan bahan bakar secara tidak produktif," bunyi keterangan dalam laman INRIX.

 

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita ototekno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement