Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Dominasi Mesin Pencarian Google Makin Terancam AI, Kok Bisa?

Erha Aprili Ramadhoni , Jurnalis-Sabtu, 10 Agustus 2024 |11:08 WIB
Dominasi Mesin Pencarian Google Makin Terancam AI, Kok Bisa?
Dominasi mesin pencarian Google semakin terancam AI, kok bisa. (Reuters)
A
A
A

Search GPT 

Seorang mantan eksekutif senior Google meramalkan, AI akan bergerak lebih cepat daripada kecepatan DOJ dalam melawan Google. Seluruh monopoli akan berakhir, dengan kata lain, kecepatan AI dalam mengambil alih pencarian.

Baik mantan eksekutif Google maupun banyak analis Wall Street sepakat, Google memiliki bahan mentah yang dibutuhkan untuk memimpin dalam AI. Model bahasa yang besar untuk melatih AI dan mesin pencari. Namun, upaya perusahaan tersebut tampaknya tersebar dalam menghadapi serangan OpenAI, yang menarik pengguna yang lebih muda.

Popularitas AI generatif mengejutkan Google. Meskipun menjadi sumber penelitian mendasar di balik teknologi tersebut, Google tidak merilis produk konsumen hingga ChatGPT menjadi aplikasi konsumen dengan pertumbuhan tercepat pada awal tahun 2023.

"Ancaman terbesar bagi Google mungkin adalah Google sendiri. Kunci untuk adopsi AI apa pun adalah kepercayaan, dan kesalahan langkah awalnya dengan Search Overviews menunjukkan teknisi Google lebih fokus pada rilis cepat daripada melakukannya dengan benar karena mencoba mengimbangi kecepatan OpenAI dan lainnya," kata CEO dan analis utama di firma riset Valoir, Rebecca Wettemann.

Wettemann merujuk pada AI Overviews Google, fitur baru yang menggunakan AI untuk menjawab kueri penelusuran yang muncul sebelum tautan. Fitur ini menuai kecaman dari penerbit yang melihat lalu lintas rujukan dari Google menurun dan dikritik karena memberikan kesalahan termasuk memberi tahu pengguna untuk memakan lem dan mengatakan Barack Obama adalah seorang Muslim. Google mengurangi fitur tersebut awal tahun ini.

Gil Luria, seorang analis di DA Davidson yakin pengawasan regulasi serta ancaman AI saling terkait. 

"Sebagian alasan (DOJ) mengincar praktik bisnis Google adalah karena pasar sedang berubah saat ini dan mereka ingin memastikan Google tidak memperluas dominasinya di pasar saat ini."

Meskipun putusan antimonopoli mungkin belum berdampak besar pada Google, putusan itu akan membuka pasar pencarian bagi lebih banyak pemain, kata Richard Socher, CEO dan pendiri perusahaan rintisan mesin pencari AI You.com dan mantan kepala ilmuwan di Salesforce.

Namun, ia menambahkan, mengakhiri dominasi Google dalam pencarian akan "sangat sulit."

"Belum ada yang benar-benar berhasil mengurangi dominasi pencarian Google. Kita harus melihat apakah ini akan menjadi bagian domino lain yang akan benar-benar memberikan konsumen lebih banyak pilihan, pilihan yang nyata," ujarnya. 
 

(Erha Aprili Ramadhoni)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita ototekno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement