Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Perbedaan Pasar antara Motor dengan Mobil Listrik 

Erha Aprili Ramadhoni , Jurnalis-Kamis, 13 Juni 2024 |16:20 WIB
Perbedaan Pasar antara Motor dengan Mobil Listrik 
Perbedaan pasar antara motor dengan mobil listrik. (Ilustrasi/Freepik)
A
A
A

JAKARTA - Saat ini kendaraan listrik semakin banyak dipilih masyarakat. Hal itu bisa dilihat dari populasi motor dan mobil listrik yang kian bertambah dari tahun ke tahun.

Namun, saat ini, masih ada perbedaan antara pasar mobil listrik dengan motor listrik. Apa bedanya?

Chief Operating Officer (COO) PT HMID, Fransiscus Soerjopranoto, menilai pasar motor listrik sedikit lebih semrawut dibandingkan mobil listrik. Ia menyoroti soal baterai.

"Pasar motor listrik agak sedikit semrawut dibandingkan pasar mobil listrik. Kenapa? Karena ada perbedaan antara mobil listrik dengan motor listrik yaitu di chargernya, konektornya. Kalau kita (mobil listrik-red) punya standar CCS2. Yang lainnya sama," kata Soerjo saat kunjungan ke redaksi di iNews Tower, Kebon Sirih, Jakarta, Kamis (13/6/2024). 

Ia menilai, saat ini masih belum ada standar baterai untuk motor listrik. Itu karena baterai motor listrik memiliki konektor yang beragam. 

"Tapi, motor listrik itu bentuk konektornya banyak macamnya. Belum lagi ada yang model tabungnya, diangkat, ada yang langsung di situ terus colokannya beda-beda. Nah itu (baterai-red) belum ada standarnya. Itu perbedaan motor sama mobil listrik," ujarnya. 

Ia juga menjelaskan soal kondisi pasar motor dan mobil. Menurutnya, motor lebih berkontribusi terhadap emisi karbon dibandingkan motor. 

 

"Tapi kalau lihat kondisi Indonesia sebetulnya yang 2 wheels inilah yang berkontribusi lebih besar. Kenapa? Karena perbandingan antara mobil dan motor itu 1 banding 7. Dulu tahun 2013, 1 banding 10. Sekarang 1 banding 7. Jumlah masih lebih besar," ujarnya.

Dengan kondisi ini, pemerintah dinilai harus mempercepat peralihan ke motor listrik jika ingin mengurangi emisi karbon. 

"Jadi secara total emisi yang dikeluarkan sebenarnya seharusnya pemerintah lebih mendorong ke motor listrik. Karena kalau ini bisa diberesin berapa tuh karbon yang akan turun dari motor listrik. Kalau mobil listrik itu memang kelihatan besar, tapi jumlahnya tidak sebanding dengan motor listrik," tutur Soerjo. 

(Erha Aprili Ramadhoni)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita ototekno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement