Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Tekan Harga Produksi, Nissan Berencana Gunakan Baterai LFP

Muhamad Fadli Ramadan , Jurnalis-Kamis, 01 Februari 2024 |18:54 WIB
Tekan Harga Produksi, Nissan Berencana Gunakan Baterai LFP
Tekan harga produksi, Nissan berencana gunakan baterai LFP. (Electrek)
A
A
A

JAKARTA - Baterai LFP (Lithium Iron Phosphate) menjadi perbincangan hangat pada industri mobil lsitrik dunia. Menggunakan material besi, ongkos produksi baterai LFP diklaim lebih murah dan tahan lama dibandingkan menggunakan nikel dan cobalt.

Melansir Electrek, Nissan berencana memproduksi baterai LFP demi menekan harga jual mobil listrik mereka. Diklaim, biaya produksi baterai LFP lebih murah 20-30 persen dibandingkan lithium-ion dengan NCM (nikel-cobalt-mangan).

Menurut laporan baru dari Nikkei, Nissan berencana mulai memasang baterai LFP yang lebih murah di kendaraan listrik. Kendaraan listrik tersebut akan dijual di pasar negara berkembang pada awal 2026.

Meski biaya produksi LFP lebih murah 30 persen ketimbang baterai lithium dengan bahan dasar nikel, cobalt, dan mangan, tapi terdapat beberapa kelemahan. Baterai LFP memiliki kepadatan energi lebih rendah sehingga jarak tempuhnya lebih pendek.

Kendati begitu, kondisi tersebut sangat cocok untuk saat ini, terutama untuk kendaraan yang ditujukan untuk perkotaan. Nissan saat ini mengembangkan teknologi baterai terbaru di fasilitas riset dan pengembangannya di Jepang.

Laporan itu menyebutkan, Nissan bisa membuat baterai LFP sendiri di pabrik Yokohama dibandingkan fasilitas produksi lainnya. Saat ini, Nissan tengah mencari mitra untuk mengembangkan teknologi baterai tersebut dan memungkinkan untuk impor dari luar perusahaan.

Apabila terealisasi, Nissan akan berhadapan langsung dengan BYD yang telah memproduksi baterai LFP dengan sebutan Blade Battery. Baterai tersebut juga sudah dipakai pada seluruh mobil listrik BYD.

Berdasarkan data dari China Automotive Battery Industry Innovation Alliance, BYD mendominasi pasar baterai LFP dengan pangsa pasar 41,1 persen. Rivalnya CATL berada di posisi kedua dengan pangsa pasar 33,9 persen.

Penggunaan baterai LFP ini turut berkontribusi meningkatkan penjualan mobil listrik BYD di dunia. Terbukti, BYD mampu menggusur Tesla dari posisi mobil listrik terlaris di dunia.

Nissan berada di belakang pemimpin kendaraan listrik seperti Tesla dan BYD. Namun produsen mobil tersebut ingin kembali ke jalur yang benar. CEO Nissan Makota Uchidam mengatakan perusahaan perlu berkembang jika ingin tetap kompetitif.

“Kita tidak bisa meneruskan cara-cara bisnis lama dari masa lalu ke masa depan,” kata Uchidam seperti dikutip dari Electrek, Kamis (1/2/2024).

Nissan dikabarkan meluncurkan 19 kendaraan listrik baru pada 2030, tapi itu bisa berubah seiring dengan hadirnya strategi baru. Meski penjualan dan produksi Ariya meningkat, opsi yang lebih murah dapat membantu Nissan kembali ke masa kejayaan.

(Erha Aprili Ramadhoni)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita ototekno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement