SOLO - Tren penggunaan gadget anak diharapkan mendapatkan perhatian khusus dari orang tua. Inisiator Gerakan Gadget Sehat Indonesia (GGSI) Prof. Dr.dr Ridha Dharmajaya Sp BS (K) mengatakan penggunaan gadget yang tidak tepat bisa berakibat terhadap kelumpuhan.
Prof Ridha menyebutkan ada dua faktor penyebab penggunaan gadget yang bisa mengakibatkan dampak negatif. Yakni, posisi dan durasi. Alasannya, jika menggunakan gadget dengan posisi yang meyebabkan adanya tekukan pada leher, maka akan ada beban yang ditanggung.
"Semakin dalam tekukan itu, maka akan semakin berat beban yang ditanggung leher," terang Prof Ridha di depan ratusan guru Muhammadiyah Kecamatan Baki Solo, Kamis (2/11/2023).
Sebenarya, lanjut Prof Ridha, kalau pola tersebut dilakukan hanya beberapa menit tidak begitu bermasalah. Tapi, menurut dokter Spesialis Bedah Saraf itu jika tekukan itu terjadi lebih dari dua jam dan secara terus menerus, ini menjadi masalah. Akan terjadi gangguan seperti saraf kejepit pada bagian leher.
Gejalanya yakni berat di pundak, leher pegal, tangan kesemutan, dan bangun tidur tidak segar. Jika gejala awal itu diabaikan dan terus menggunakan gadget dengan posisi yang salah dan dalam durasi waktu lama bisa menyebabkan kematian saraf. Kondisi tersebut jauh lebih berbahaya dan berujung cacat.
"Jika seperti ini maka tidak ada obat yang menyembuhkan dan operasi tidak bisa mengembalikan" terang anggota dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Saraf Indonesia (PERSPEBSI) tersebut.
Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah, Baki, Solo, Muhammad Mahmudi menyadari penggunaan gadget memberikan dampak buruk baik itu dari konten maupun kesehatan penggunanya jika salah dalam penggunaan. "Kami harapan kita melahirkan generasi berkualitas dalam menyambut bonus demografi bisa terwujud," tuturnya.