Mereka mengembangkan strategi menggunakan sinar laser berdiameter 45 milimeter untuk menghasilkan bentuk geometris segitiga dengan pusat berongga berukuran sekitar 250 milimeter.
“Ini bisa saling bertautan untuk menciptakan permukaan padat di wilayah luas tanah bulan yang bisa berfungsi sebagai jalan dan landasan pendaratan,” kata Profesor Fateri.
Untuk mereproduksi pendekatan seperti itu di Bulan, tim peneliti menghitung bahwa lensa berukuran sekitar 2,37 meter persegi perlu diangkut dari Bumi untuk bertindak sebagai konsentrator sinar matahari sebagai pengganti laser.
Ukuran peralatan yang dibutuhkan relatif kecil akan menjadi keuntungan dalam misi Bulan di masa depan, menurut Profesor Fateri, seraya menambahkan bahwa pekerjaan lebih lanjut mungkin diperlukan untuk menyempurnakan prosesnya.
Terkait pembangunan di Bulan, pihaknya yang merencanakan dan melakukan pembangunan juga akan mempertimbangkan gempa Bulan yang berlangsung lama di objek tersebut, yang dapat berlangsung hingga satu jam.
(Saliki Dwi Saputra )