JAKARTA - Kecelakaan maut diduga karena truk rem blong kembali terjadi di pintu keluar tol Bawen, Semarang, Jawa Tengah pada Sabtu (23/9/2023). Seringnya kasus truk yang alami rem blong pun dianggap tidak efektifnya uji kelayakan kendaraan bermotor (KIR).
Pernyataan itu disampaikan oleh Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno. Dia mengatakan rem blong bisa terjadi karena sistem uji KIR belum efektif karena hanya dilakukan enam bulan sekali.
“Untuk uji KIR yang saat ini dilakukan enam bulan sekali belum cukup efektif. Masih harus ditambahkan dengan SMK (Sistem Majemen Keselamatan) di setiap perusahaan,” kata Djoko saat dihubungi MNC Portal.
Menurutnya, saat ini ada beberapa perusahaan jasa pengiriman dengan truk atau transportasi umum yang memasang komponen baru pada armadanya hanya untuk pengujian KIR. Apabila terjadi kecelakaan, maka sopir menjadi orang yang disalahkan atas kejadian tersebut.
“Hingga sekarang belum pernah ada pengusaha yang ikut dipidana secara hukum. Walau sudah jelas dokumen yang harus ditaati tidak dimiliki pihak persahaan, seperti uji berkala (KIR) sudah melewati batas waktu dan ijin penyelenggaraan sudah kadaluarsa,” ujar Djoko.
Selain itu, Djoko juga menyampaikan bahwa pemerintah juga harus melakukan Risk Journey untuk mengurangi jumlah kecelakaan. Caranya dengan melakukan pemetaan dan identifikasi lokasi potensi kecelakaan atau jalanan yang berisiko.